Sunday, November 22, 2015

Seperti Barca yang Mulai 'Nyaman' Tanpa Messi

Dari gambar ilustrasi di atas, sudah cukup mendeskripsikan apa yang sedang gue lakuin sekarang. Gak ke mana-mana juga, cuacanya agak sedikit redup untuk ukuran jam 10 siang. Jadi enak banget buat sekedar leha-leha di dalem kamar. Nyalain laptop konekin hotspot, surfing sudah. Duduk di depan jendela kamar, sambil liatin tanaman ijo-ijo yang mulai tumbuh di teras rumah yang luasnya gak seberapa itu. Gak lupa seduh kopi dulu. Jadi keinget tag-line nya seorang blogger- jurnalis yang bilang, “Berapa pun rejeki yang kita dapat, mari rayakan dengan segelas kopi.” Cakep. Tapi gue gak lagi merayakan apa pun sebenernya. Ngopi ya ngopi aja. Ngomong-ngomong soal ‘Perayaan’, semalem perayaan Barca yang menangi El Clasico jadi trending topik nomer wahid di jagat planet ini. Wuuiih (tepuk tangan dulu lah). Akhirnya musim ini ada yang bisa ngebombardir Santiago Bernabeau dengan skor telak. Kalo musim lalu Madrid digdaya saat menjamu Barcelona di kandangnya, kali ini sebaliknya.
Dua dari Trisula Maut el Barca, Neymar dan Suarez membuat Barca unggul di paruh pertama. Mereka berdua beberapa pekan ini rajin membuat gol sejak Messi absen dari lapangan hijau. Entah ini sinyal baik kah atau buruk apabila kemudian timbul pertanyaan,” Apakah Barca mulai nyaman tanpa Messi?”
Tapi ya udah sih yah, yang penting menang.
Euforia El Clasico bertambah saat Messi masuk ke lapangan setelah beberapa menit paruh kedua mulai untuk menggantikan Rakitic. Walopun pada kesempatan ini Messi tidak menjebol gawang, tapi dia beberapa kali melakukan tembakan ke arah gawang.
Selain itu, ada yang unik dari El Clasico kali ini. Yaitu, Supporter Madrid. Ya! Supporter Madrid! Tapi bukan tentang ekspresi muka lesu mereka loh yah. Melainkan standing ovation yang mereka berikan kepada Andres Iniesta saat keluar lapangan yang digantikan oleh Munir. Menurut gue, (entah) mungkin ini bentuk hormat mereka kepada Iniesta sebagai pemain senior Tim-Nas Spanyol (mungkin). Karena biasanya kan supporter menyoraki pemain rivalnya. Atau sesama supporter saling baku hantam. Biasanya kan yang heboh itu supporternya. Pemainnya mah anteng aja. Supporter Barca-Madrid saling bully, padahal Messi-Ronaldo nya mah gak sepanas supporternya. Biasa aja. Supporter Persij*-Pers*b saling lempar mantan. Yang Pro Jokowi - Pro Prabowo saling bersitegang di media sosial, saling adu jotos, rame. Yang heboh pendukungnya. Termasuk gue sih. wkwkwk bahas apa sih ini. Tapi salut lah buat Madridista yang di Bernabeau. Football respect. Selain laga El Clasico, semalem juga ada big-match antara Manchester City kontra Liverpool. Sebagai fansnya Barcelona, gue juga suka beberapa klub di Premier League. Cuma sekedar suka doang sih, gak sampe sayang, apalagi sampe ingin memiliki. Nggak.
Beberapa musim lalu di BPL, gue suka dengan Manchester City. Tapi semenjak kedatangan Sterling, jadi males gitu. Tapi setelah ngontrak De Bruyne, jadi seneng lagi sama Man. City. Begitu denger, Edin Dzeko dipinjamkan ke AS Roma, dan Milner dibuang ke Liverpool jadi males lagi deh. Gitu aja terus sampe .................. (yang baca tolong isi sendiri, tp yg lucu). *males bikin punchline biar gerrrnya berantakan*
Sebagai pecinta salah satu klub La Liga, tapi gue terima kenyataan kalo Premier League itu lebih seru, lebih dramatis, dan lebih anu. Apalagi semenjak kedatangan Klopp ke Liverpool. Memphis dan Bastian Schnwewesenweger (maap sengaja typo, abis yg gue inget nama ujungnya ada Gerr.Gerr nya gitu) ke MU. Wuih makin seru aja ini liga. Selain itu ada The Special One yang membiarkan ‘Bus’ nya tetap di parkiran. Gak jalan-jalan. Hehehe
O iya, ada yang terlupakan dari big-match semalem. Laga Bayern Muenchen kontra Schalke. Tapi ya udah lah yah. Tanpa kita perbincangkan pun udah tau klub mana yang bakal menang. Mungkin karena dominasi Munchen yang sudah teramat sangat di atas langit itu bikin kompetisinya (mungkin) membosankan. Seolah-olah musim belum usai pun kita udah tau “Siapa yang jadiiiiiii ...juaranya...”.
Anyway, seiring jarum jam yang terus berputar, perut yang mulai meminta hak nya, dan gelas kopi yang tadinya terisi penuh kini mulai kosong, kayak hati gue. Apasih. Leha-leha Minggu ini harus disudahi. Yang harus selalu kita ingat adalah bahwa bola itu bundar, tapi saat kaki berpijak di lapangan (tanah), apa pun bisa terjadi. Biasakan dirimu tidak bergantung pada orang lain. Seperti Barca yang mulai nyaman tanpa Messi. *apa coba*
Gue Wida, terima kasih. *ala-ala stand up comedyan*