Wednesday, April 9, 2014

Kognitif



A.    Pengertian Kognitif
Neisser (dalam Uno, 2008) Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti mengetahui. Dalam arti luas, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu domain atau wilayah/ ranah psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan.
Adapun yang dimaksud dengan psikologi kognitif adalah suatu wujud perkembangan teori kognisi mengenai proses berpikir. Hal tersebut dapat dipelajari dari definisi ahli psikologi kognitif, seperti berikut ini.
(a) Menurut David Groome (dalam Kuswana, 2011: 81), psikologi kognitif merupakan psikologi yang mengkhususkan pada aspek pemahaman dan pengetahuan dalam mempelajari proses mental. Dengan kata lain, psikologi kognitif mempelajari bagaimana otak manusia memproses informasi.
(b)  Menurut Brown Carol (dalam Kuswana, 2011: 81), psikologi kognitif mencakup materi yang berhubungan dengan topik-topik, perhatian, persepsi, memori, bahasa, berpikir, dan membuat keputusan.
(c)  Menurut Mark Ylvisaker, Mary Hibbard, dan Timothy Feeney (dalam Kuswana, 2011: 81), psikologi kognitif adalah cabang psikologi yang mempelajari proses mental, termasuk bagaimana orang berpikir, merasakan, mengingat, dan belajar.  
Pendapat-pendapat tersebut memiliki kesamaan pandangan, yakni pentingnya mempelajari aspek proses mental manusia dalam konteks kehidupan sehari-hari, khususnya yang berkaitan dengan kebermanfaatan. Fokus utama dari psikologi kognitif adalah bagaimana orang memperoleh, memproses, dan menyimpan informasi. Ada banyak penerapan praktis untuk penelitian kognitif, misalnya dengan cara meningkatkan daya ingat, akurasi pengambilan keputusan, dan struktur kurikulum pendidikan untuk meningkatkan pembelajaran.
Proses kognitif merupakan gabungan antara informasi yang diterima melalui indra tubuh manusia dengan informasi yang telah ada dalam ingatan jangka panjang. Interaksi kedua informasi terjadi dalam memori kerja. Kemampuan pengolahan  dibatasi oleh kapasitas memori dan faktor waktu. Sebagai akibat dari proses kognitif, tercipta tindakan yang terpillih, mencakup proses kognitif dan proses fisik berupa gerakan anggota tubuh dan suara. Tindakan ini juga dapat berupa tindakan pasif, yakni berupa aktivitas yang telah biasa dilakukan sebelumnya.
Pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang dimiliki seseorang diperoleh melalui proses belajar. Belajar, apapun yang dipelajarinya, pendekatan, strategi, dan metodenya, keberhasilannya tergantung kepada fungsi memori pembelajar tersebut. Para peneliti psikologi kognitif menemukan salah satu hambatan dalam belajar disebabkan oleh masalah memori. Bahkan pribadi yang mempunyai kapasitas memori yang normal sekalipun harus mengoptimalkan sumber daya memori secara efisien untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Psikologi kognitif saat ini berkembang melalui penelitian dengan metode percobaan untuk memperkirakan proses kognitif yang diuji secara empiris, dengan asumsi perilaku di bawah kondisi terkendali.

No comments:

Post a Comment