Nomor gue keblokir lagi untuk ke sekian kalinya.
Kedua kalinya, sih.
Eh! Ketiga kalinya kalo dihitung sama yang waktu hp-nya ilang.
Kok bisa? Ketauan banget jomblonya sampe gak ada yang ngingetin buat isi pulsa.
Hih! Apa, sih? Wkwkwk
Intinya nomor gue yang satu ini (yang diblokir) bisa dibilang gaconnya dari ketiga nomor yang gue pake. Nomor ini (sekarang) jarang dipake tapi tetap gue pertahankan karena satu alasan; punya nilai historis. Secara nomor itu sudah genap berusia satu dasawarsa. Ya! Gue pake nomor itu sejak tahun 2007. Tak kan terganti. Makanya sekali pun terblokir dan pernah sempat hilang, gue usahain untuk "menghidupkan" kembali nomornya dengan dateng ke XL Center.
Singkat kata, untuk kasus yang terakhir dan masih hangat ini, terblokir karena melewati masa tenggang sudah pasti. Penyebabnya nomor tersebut gue pasang di hp yang (akhir-akhir ini) fungsinya cuma buat bangunin gue tidur (alarm) sama nerima SMS Promo Paha Ayam CFC, jadi jarang gue bawa. Jadilah gue lupa ngisi pulsa untuk nyambung nyawa si nomor.
Di kasus sebelumnya, untuk mengaktifkan kembali nomor yang terblokir hanya diminta menunjukkan KTP dansurat nikah biaya untuk isi pulsa minimum Rp 25.000. Tapi untuk kasus kemaren, gue dateng ke XL Center seperti biasa ditanya alasan kenapa bisa keblokir dan diminta menunjukkan KTP, kemudian diproses oleh customer service-nya. CS-nya bilang kalo mau diaktifkan kembali harus deposit uang sebesar Rp 200.000 dan nomor gue beralih menjadi pascabayar. Wew?
Si Mbak customer service-nya yang tengah mengandung, aura kewanitaannya terpancar dan mulai menjelaskan panjang-lebar kenapa harus deposit dan kenapa harus beralih ke pascabayar. Adem aja sih gue denger penjelasan si Mbaknya itu. Pelayanan swasta better lah ya dibanding kalo kita dateng ke kantor-kantor instansi pemerintah ngurusin KTP, dkk. nya itu asal bae. No salam tempel, urusan dibikin ribet. Katanya pelayan masyarakat tapinya ...
Kembali.
Jadi uang deposit yang sebesar Rp 200.000 tersebut bisa diambil setelah satu tahun. Terhitung sejak tanggal aktivasinya. Dan, setelah setahun itu juga baru si nomor tersebut bisa kembali beralih ke prabayar jika berminat (opsional). Tapi kalau udah nyaman di pascabayar ya lanjut aja. Istilahnya nomor pascabayar kita terikat kontrak selama setahun dengan jaminan uang deposit. Seperti itu.
Terpaksalah akhirnya gue menerima kenyataan nomor gue beralih ke pascabayar. Sempet timbul banyak pertanyaan sih di awal-awal pemakaian. Maksudnya kan gue belum pernah, jadi menerka-nerka ntarnya gimana-ntarnya gimana. Tapi, pas ke sini-sini, not bad lah, ya. Dan barusan keluar tagihan bulan pertama, malah lebih bisa kontrol pemakaian daripada biasanya. Gitu aja, sih. Selebihnya... sama. Termasuk sinyal yang sering banget ngilang :v
Kedua kalinya, sih.
Eh! Ketiga kalinya kalo dihitung sama yang waktu hp-nya ilang.
Kok bisa? Ketauan banget jomblonya sampe gak ada yang ngingetin buat isi pulsa.
Hih! Apa, sih? Wkwkwk
Intinya nomor gue yang satu ini (yang diblokir) bisa dibilang gaconnya dari ketiga nomor yang gue pake. Nomor ini (sekarang) jarang dipake tapi tetap gue pertahankan karena satu alasan; punya nilai historis. Secara nomor itu sudah genap berusia satu dasawarsa. Ya! Gue pake nomor itu sejak tahun 2007. Tak kan terganti. Makanya sekali pun terblokir dan pernah sempat hilang, gue usahain untuk "menghidupkan" kembali nomornya dengan dateng ke XL Center.
Singkat kata, untuk kasus yang terakhir dan masih hangat ini, terblokir karena melewati masa tenggang sudah pasti. Penyebabnya nomor tersebut gue pasang di hp yang (akhir-akhir ini) fungsinya cuma buat bangunin gue tidur (alarm) sama nerima SMS Promo Paha Ayam CFC, jadi jarang gue bawa. Jadilah gue lupa ngisi pulsa untuk nyambung nyawa si nomor.
Di kasus sebelumnya, untuk mengaktifkan kembali nomor yang terblokir hanya diminta menunjukkan KTP dan
Si Mbak customer service-nya yang tengah mengandung, aura kewanitaannya terpancar dan mulai menjelaskan panjang-lebar kenapa harus deposit dan kenapa harus beralih ke pascabayar. Adem aja sih gue denger penjelasan si Mbaknya itu. Pelayanan swasta better lah ya dibanding kalo kita dateng ke kantor-kantor instansi pemerintah ngurusin KTP, dkk. nya itu asal bae. No salam tempel, urusan dibikin ribet. Katanya pelayan masyarakat tapinya ...
Kembali.
Jadi uang deposit yang sebesar Rp 200.000 tersebut bisa diambil setelah satu tahun. Terhitung sejak tanggal aktivasinya. Dan, setelah setahun itu juga baru si nomor tersebut bisa kembali beralih ke prabayar jika berminat (opsional). Tapi kalau udah nyaman di pascabayar ya lanjut aja. Istilahnya nomor pascabayar kita terikat kontrak selama setahun dengan jaminan uang deposit. Seperti itu.
Terpaksalah akhirnya gue menerima kenyataan nomor gue beralih ke pascabayar. Sempet timbul banyak pertanyaan sih di awal-awal pemakaian. Maksudnya kan gue belum pernah, jadi menerka-nerka ntarnya gimana-ntarnya gimana. Tapi, pas ke sini-sini, not bad lah, ya. Dan barusan keluar tagihan bulan pertama, malah lebih bisa kontrol pemakaian daripada biasanya. Gitu aja, sih. Selebihnya... sama. Termasuk sinyal yang sering banget ngilang :v
No comments:
Post a Comment