Thursday, November 23, 2017

Tidur di Bandara

Ilustrasi: Pixabay

Lagi kosong di jam pertama, kelas enam lagi belajar mapel Penjas, daripada gue bengong mending gue coba inget-inget pengalaman yang bisa gue tulis di sini.

Kejadiannya setahun lalu, waktu gue bersama  dua orang kawan gue nge-trip ke Malaysia. Harusnya pesawat take off dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 19.00 WIB, tapi delay satu jam. Terbanglah kami pukul 20.00 WIB, mendarat pukul 23.00 waktu setempat. Karena kami tidak booking hotel untuk malam itu, jadilah kami terlunta-lunta di bandara negara orang. Mau lanjut bepergian juga gak mungkin, udah malem, kan? Akhirnya kami putuskan untuk tidur di bandara sambil menunggu matahari terbit baru kami cabut.

Bukannya tanpa rencana, sih, saat nyusun itinerary-nya kami sudah sepakat  menghemat pengeluaran booking hotel dan mencari sensasi tidur di bandara a la backpacker gitu.

Kami sempatkan keliling bandara KLIA 2, sambil mencari counter yang jual perdana untuk internetan juga sembari "celingak-celinguk" nyari emperan bandara untuk tidur.

Setelah dua jam berkeliling, handphone sudah terisi kuota, saatnya kami mencari tempat untuk tidur.

Sempat berpindah-pindah tempat, sih, tidurnya. Awalnya tidur di ubin pojokan toko yang udah tutup sambil nge-charge hp, ngampar aja di situ tanpa alas, kecuali kepala yang diganjel pake tas ransel. Lama-kelamaan tidur di ubin dingin juga, mana malem makin larut, akhirnya kami keliling lagi nyari-nyari tempat pewe buat tidur, kali aja nemu sofa, kan?

Gak liat ada sofa nganggur, yang ada cuma barisan kursi-kursi buat nunggu para penumpang. Di beberapa barisan sudah ditempati orang yang sepertinya bermalam juga di bandara. Akhirnya nemu juga tiga barisan kursi kosong di bawah eskalator, pas buat kami bertiga. 

 
Walaupun kursinya tidak nyaman untuk ditiduri, karena bentuknya nggak rata gitu, ada batas berundak setiap kursinya, tapi karena mata sudah ngantuk dan badan sudah lelah, mau tidak mau kami tidur juga di situ. Alhasil ketika bangun jam lima pagi untuk melanjutkan perjalanan (kurang lebih empat jam tidur di kursi tersebut), badan gue khususnya pada sakit dan makin pegel-pegel. Selebihnya sih seru, punya pengalaman yang nanti bisa diceritain ke anak-cucu kalo Emaknya bisa senekat itu -ceileee-

Segitu dulu deh ceritanya, sebentar lagi bel masuk...


No comments:

Post a Comment